Kamis, 18 Februari 2010

CINTA TANAH AIR INDONESIA

selasa,23 febuari 2010

kata pengantar,

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini saya membahas “CINTA TANAH AIR INDONESIA”, suatu permasalahan yang tidak terfikirkan oleh masyarakat Indonesia.

Makalah ini dibuat dalam untuk memenuhi nilai softskil dan di terbitkan di blog agar masyarakat Indonesia sadar akan cinta nya terhadap negaranya.dan makalah ini saya buat untuk memenuhi nilai mata kuliah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Demikianlah makalah yang saya buat semoga bisa bermanfaat dan bisa menyadarkan seluruh masyarakat Indonesia agar tetap selalu mencintai negaranya dan merawat nya.



BAB I
PENDAHULUAN

PERNAHKAH Anda mendengar kata cinta? Jawabannya pasti sudah. Ratusan, bahkan ribuan kali setiap harinya kita mendengar kata tersebut. Tetapi jika kemudian diminta untuk mendiskripsikan maknanya, kalau ada lima orang berdebat tentang makna cinta, mungkin bisa muncul 15 item arti yang berbeda-beda.
Sebagai makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah SWT, dan relasi-relasinya yang harus ia kerjakan, perlu di-under line, bahwa tugas manusia itu dapat dirinci meliputi tugas-tugas vertikal dan tugas-tugas horisontal. Suatu tugas dikatakan sebagai tugas vertikal, jika ia berhubungan langsung dengan Allah (\'cinta\' kepada Allah). Sementara itu, bila tugas tersebut berkaitan dengan makhluk (diri sendiri, orang lain, suatu kaum, bangsa, makhluk hidup yang lain, makhluk ghaib); hal tersebut disebut tugas horisontal. Pada tugas-tugas horisontal inilah terletak muatan-muatan cinta Tanah-Air.

Bagaimana dengan saat ini, masih adakah diantara kita yang mencintai tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri? Atau pertanyaan ini pertanyaan yang cukup bodoh untuk diajukan? Siapa yang masih perlu mecintai tanah air dan bangsa Indonesia? Yang penting asal kita bisa hidup cukup sandang, pangan dan papan sudah cukup, kalau ada kelebihan sedikit untuk bisa jalan-jalan ke mall, makan enak di café, atau pergi karaokean kan sudah cukup, untuk apa mikirin cinta tanah air dan bangsa! Bahkan kalau mungkin bisa punya rumah yang megah, mobil mewah, dan menyekolahkan anak keluar negeri, setiap tahun bisa liburan kemana kita mau pergi kan sudah lebih dari cukup! Tapi masih ada juga dari bangsa kita yang bergulat dengan kemiskinan untuk makan saja susah dan tinggal di rumah yang lebih mirip kandang dari pada disebut rumah, dan jumlahnya juga tidak sedikit bisa mencapai 50 juta jiwa bangsa Indonesia, apakah masih ada perlunya mencintai tanah air dan bangsa?.


BAB II
PEMBAHASAN

BEBERAPA hari lagi bangsa Indonesia merayakan 64 tahun Hari Kemerdekaan RI. Kita patut syukuri dan semua aktifitas menyangkut peringatan tersebut merupakan bagian dari cinta (terhadap) Tanah-Air. Berabad-abad lamanya, nenek-moyang Bangsa Indonesia juga sudah melakukan hal sama. Tengoklah sejarah Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, dan puncaknya tahun 1945, dan terus berlanjut hingga sekarang. Itu semua adalah tonggak-tonggak sejarah yang implikasinya, merupakan kecintaan terhadap Tanah-Air. Suatu bangsa tidak lahir begitu saja, juga bangsa Indonesia. Ia didahului oleh adanya ikatan-ikatan emosional dari suatu kelompok, lalu membesar, membesar yang mengkristal menjadi rasa kebangsaan, faham kebangsaan dan semangat kebangsaan. Dari kelompok tersebut, lalu mengikrarkan diri untuk membentuk sebuah bangsa dan negara. Karenanya tidak heran jika setiap perayaan Hari Kemerdekaan tiba, sebagian dari masyarakat mulai menjajakan pernak-pernik merah putih sebagai hiasan mobil, menjual umbul-umbul bendera Merah Putih dalam berbagai ukuran dan jenis kain. Benarkah semua itu pertanda cinta Tanah-Air? Bagaimana kita memaknai cinta Tanah-Air?


Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air & bangsa, kalau tidak, mungkin saat ini kita bangsa Indoneia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya dibandingkan pulau Bali saja masih luasan pulau Bali. Kita harus sangat terimakasih kepada para tokoh yang mencentuskan pembentukan organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, para pencetus Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya proklamasi 17 Agustus 1945. Saya sangat yakin mereka adalah contoh paling pas untuk dijadikan tokoh-tokoh nasionalis tulen yang cintanya pada tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri yang kita harus hormati sepanjang masa.


BAB III
KESIMPULAN


Cinta Tanah air itu sendiri adalah adalah saat kamu bangga dengan apa yang ada pada tanah airmu...Saat kamu menghargai sekecil apapun jasa yang telah diberikan Pahlawanmu n Saat kamu mau berkorbaan untuk Bangsa dan Negaramu.cinta pada diri sendiri cinta akan tanah bumi ini melebihi cintamu kepada bangsa lain.rela berkorban demi bangsa dan negara,seperti kamu mencintai tuhan mu.

Dan cinta tanah air adalah mengorbankan seluruh jiwa raganya hanya untuk negaranya dan tidak melakukan banyak kerugian yang besar terhadap negaranya.